“SAKIT ANEH SANG
BAGINDA”
Narator
: Disebuah
negeri timur tengah, berdrilah sebuah kerajaan yang sangat besar dan megah.
Tanahnya subur dan berlimpah ruah hasilnya, membuat rakyatnya hidup rukun dan
sejah terah. Apalagi kerjaan itu dipimpin oleh seorang raja yang tampan dan
gagah berani, membuat negeri itu aman dan damai. Saksikanlah……….!!!
Adegan I
Baginda : (Sambil
meletakan swendoknya dalam piringya Islu menarik nafas panjang dalam-dalam
dengan tatapan matanya, yang sayup memperhatikan hidangan yang disiapkan).
Permaisuriku….?
Permaisuri :
”Ada apa bagindaku…..?
Baginda : “Begini
permaisuriku, perutku tersa kering dan mual-mual, rasanya mau muntah sehingga
selera makanku menjadi hilang”
Permaisuri : “Ma’af
bagindaku, mungkin masakannya kurang enak ya?”
Baginda :
“Tidak permaisuriku, makananya sudah enak sekali.”
Pemaisuri : (Permaisuri
tidak putus asa, lau memanggil dayangnya). “Dayang….dayang, kemarilah….!
Dayang : (Dengan
rergesah-gesah sambil membungkukan badan). “permaisuri memanggil hamba….?”
Pemaisuri : “Ambilkan
masan jamur untuk baginda!”
Dayang :
“ Baiklah, hamba segera melaksanakan tittah paduka.” (sambil memebawa makanan),
“ini makanan untuk paduka, permaisuri”
Permaisuri :
“Kembalilah danyangku. Paduka cobalah makan ini mungkin bias mengembalikan
selerah makan baginda.”
Baginda : (Mengambil
satu sendok nasi lalu mencicipinya…..kemudian)”kauk…kuak…kuak.” (sampai muntah)
Permaisuri :
(Dengan tergesah-gesah). “dayang…..dayang…tolong panggilkan tabib kerajaan!”
Dayang : “Ia
permaisuri (dengan tergesah-gesah dayang keluar dari ruangan itu dan memanggil
tabib. Kemudian dalam waktu yang singkat, dayang kembali dengan seorang tabib
kerajaan).
Tabit : “ Ampun permaisuri, adakah yang bisa hambah perbuat….?”
Permaisuri : “Begini
tabib, hampir sebulan ini selerah makan baginda terganggu.”
Tabit : “Hamba mohon ampun baginda, ijinkan hamba memeriksa keadaan
baginda. (tabib mendekati baginda dan langsung memeriksanya).
Permaisuri : “Bagaimana
keadaannya….tabib….?”
Tabib : “Mohon
ampun paduka, hamba tidak dapat menemukan penyakit dalam diri baginda, sekali
lagi ma’af permaisuri.”
Permaisuri :
(Menggeleng-gelengkan kepalanya), “bagaimana ini tabib, apakah tidak ada jalan
lain lagi untuk mengetahui penyakit baginda raja….?
Tabib : “Mohon
amapun permaisuri, hamba sarankan kalau bisa memanggil abunawas yang mungkin
bisa menyembuhkan penyakit baginda raja.
Narator
: Pergilah tabib menemui abunawas dan berceritalah mereka tentang
penyakit aneh sang baginda raja. Apakah baginda raja dapat disembuhkan…? Apakah
abunawas mampu melakukan yang terbaik unttu baginda raja? Saksikan……..!!!
Adegan II
Tabib : “
Abunawas” (sambil menundukkan kepala). “salam sejahtera baginda raja”
Baginda : Apakah
kamu yang bernama abunawas….?
Abunawas : “
Mohon ampun baginda, hamba yang bernama abunawas”
Baginda : “
Apakah kamu bisa mengobati penyakitku ini….?
Abunawas :
“ Ampun baginda raja, hamba sudah mendengar semua dari tabib kerajaan tentang
apa yang paduka derita.”
Baginda :
“ Menurutmu, adakah obat yang bisa menyembuhkan penyakitku ini….?”
Abunawas :
“ Ada paduka yang mulia.”
Baginda : (Sambil
berdiri dengan wajah yang berseri- seri ). “Obat apakah itu abunawas….?
Abunawas :
“ Hamba punya saran, di hutan tutupan ada kijang berbulu putih yang dagingnya
sagat lezat.”
Baginda : “
Lalu….?”
Abunawas : “
Syaratnya…. Baginda harus menangkap sendiri kijang berbuluh putih itu, apakah
baginda sanggup….?”
Baginda : “
Baiklah abunawas, saya sanggup dan besok pagi kita berangkat.” (tanpa
ragu-ragu).
Narator
: Kemudian pulanglah abunawas ke rumahnya yang letaknya tidak jauh
dari singgasana. Abunawas pulang untuk mempersiapkan senua perlengkapan yang
akan dibawah. Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba. Baginda, abunawas dan
prajurit kerajaan sudah siap di depan singgasana untuk melakukan perjalanan.
Mari…..! kita saksikan adegan berikut ini…..!!!
Adegan III
Baginda : “
Abunawas, apakah semua perlengkapan sudah disiapkan?”
Abunawas : “
Bagaimana prajurit, apakah perlengkapan dari singgasana sudah disiapkan?”
Prajurit 1,11 : “Ampun
baginda semuanya sudah siap.”
Baginda : “
Kita berangkat sekarang.”
Narator
: Rombongan paduka berangkat dengan membawa perlengkapan berburu,
tetapi abunawas sengaja membawa nasih putih, air putih, garam, dan asam.
Perjalanan cukup panjang dan melelahkan namun, untuk mencapai tujuan, merekapun
dengan bersemangat melanjutkan perjalanannya. Maka tibalah mereka di tegah-tegah
hutan. Saksikan…!!!
Adegan IV
Baginda : “
Abunawas, selama perjalanan sampai di tengah hutan ini, tidak satupun binatang
yang kita temukan.”
Abunawas : “
Memang betul paduka yang mulia, di sini ada semak-semak duri.”
Baginda : “
Kalau disini hanya semak-semak duri, lalu di mana kijang berbulu putih itu….?”
Abunawas : (Diam
sejenak sambil tersenyum). “Begini baginda raja, konon kabar kijang berbulu
putih itu muncul secara tiba-tiba.”
Baginda : (Sambil
mengusap keringat dan menghela napas panjang). Oh… begitu ya abunawas?
Abunawas : “
Ya baginda raja. Kalau begitu, kita istirahat dulu sambil mencari sumber air.”
Baginda : “
Baiklah abunawas.”
Prajurit 1 : “
Mohon ampun paduka, tidak jauh dari sini ada sumber mata air.”
Abunawas : “
Oh…benar paduka. Lebih baik kita segera ke sana.”
Narrator
: Lalu
dengan langkah pasti, paduka bersama abunawas, dan prajurit-prajuritnya
bergegas menuju sumber mata air dan tidak lama kemudian mereka tiba di sumber
mata air tersebut. Saksikan….!!!
Adegan V
Baginda : (Menghela
napas panjang). “ oh….indah sekali abunawas keadaan ala mini, airnya sangat
jernih yang membuatku tidak tahan lagi untuk meminumnya. Dengan air ini, benar-benar
menghilangkan dahagaku.”
Abunawas : “Betul
paduka, air sangat jernih.”
Prajurit 1,11 : “Mohon
ampun paduka, ijinkan hamba memita paduka untuk beristirahat di sini (menunjukkan
tempat yang disediakan).”
Baginda : “Terimah
kasih prajuritku.” (berjalan memnuju tempat istirahat)
Abunawas : “Ampun
baginda, ijinkan hamba untuk mencari ikan di muara itu. (sambil menuju ke arah
muara yang tidak jauh dari peristirahatan mereka).”
Baginda : “Oh…silakan
abunawas, kebetulan perutku sudah lapar.”
Abunawas : “mohon
ampun baginda, hamba dan prajurit segera mencari ikan di sana.”
Narrator
: Lalu
abunawas bersama prajurit menuju ke muara. Saksikan apakah mereka benar-benar
menemukan ikan di muara….?
Adegan VI
Prajurit 11 : “Abunawas,
lihatlah ternyata di muara ini banyak sekali ikannya dan sungguh menakjutkan.”
Abunawas : “Oh….betul
sekali prajurit.jika kita bisa menangkapnya maka kita akan menikmatinya sampai
puas. (sambil menanjapkan sebilah bambu yang sudah diruncing ke arah ikan-ikan
di muara).”
Narrator
: Berkali-kali
abunawas menancapkan bambu ke arah ikan, sehingga ia mendapat beberapa ikan
yang sangat besar. Lalu abunawas bersama prajurit bergegas menuju ke tempat
baginda beristirahat, sambil membawa ikan hasil tangkapan mereka.
Prajurit 1 : “Mohon
ampun baginda, abunawas dan prajurit sudah dating dan membawa bebberapa ikan hasil
tangkapan.”
Baginda : “Oh…ikannya
besar sekali, rupanya mereka pandai menangkap ikan.”
Abunawas dan
prajurit : (dengan
wajah tersenyum, tibalah mereka di tempat peristirahatan baginda raja).
Abunawas : “Mohon
ampun baginda raja, imilah ikan tangkapan kami.”
Baginda : “kalau
begitu bakarlah ikan-ikan itu.”
Abunawas : “Baiklah
baginda, hamba akan melakukan perintah.” (sambil tersenyum).
Narator
: Bergegaslah abunawas membakar ikan hasil tangkapan mereka dengan
hati gembira, abumawas mengkipas bara api sehingga aroma ikan-ikan itu tercium
hidung baginda raja. Setelah ikan-ikan itu matang, abunawas membuka bungkusan
bekal yang dibawanya. Saksikan…..!!!
Adegan VII
Abunawas : (Sambil
menyungguhkan ikan baker yang lezat itu kehadapan baginda raja ). “ampun
baginda, ijinkan hamba mempersilakan paduka menikmati ikan-ikan bakar ini.”
Baginda : “Terimah
kasih abunawas.”
Narrator
: Ternyata
baginda raja sangat menikmati masakan-masakan yang sudah disiapkan abunawas
bersama prajuritnya. Saksikan…..!!!
Adegan VIII
Baginda : “Abunawas,
ikannya enak sekali seperti makanan ini akan saya habiskan.”
Abunawas : “Ampun
baginda raja, dengan makanan ini apaka selerah makan baginda sudah pulih
kembali?”
Baginda : “Ya,
rasanya selerah makanku sudah pulih. Kalau begitu lanjutkan perjalanan mencari
kijang berbulu putih itu.”
Abunawas : “Ampun
baginda raja, sebenarnya kijang berbulu putih itu tidak ada.”
Baginda : “lalu,
bagaimana kita harus mendapatkan obat unttuk penyakitku ini?”
Abunawas : “Mohon
ampun baginda, baginda tidak perlu mencari obat lagi, karena selerah makan
baginda sudah pulih kembali.”
Baginda : “Kamu
benar-benar abunawas, penyakit anehku sudah sembuh. Bagaimana ini bisa
terjadi?”
Abunawas : “Menurut
hamba, sebenarnya baginda tida menderita penyakit apapun karena selama ini
ketika makan, perut baginda belum terasa lapar apa lagi baginda tidak banyak
bergerak.”
Baginda : “Kamu
benar-benar cerdik abunawas, kalau begitu lain waktu kita berburu lagi.”
Abunawas : (Sambil
tertawa terbahak-bahak) “ha…..ha….ha……ha…….”
Sumber : http://phillietz.blogspot.com/
Sumber : http://phillietz.blogspot.com/
ARTIKEL TERKAIT: