Abu Nawas dan
Raja Harun
Pada suatu
hari Raja Harun Al Rasyid terkena penyakit yang aneh. Semua tubuh Baginda terasa
pegal dan kaku, badanya panas dan susah untuk bergerak. Penyakit itu bertambah
parah karenakan sang Raja tidak mau makan apapun.
Banyak tabib
didatangkan, namun tak ada satupun yang bisa mengobati. Bermacam-macam ramuan
sudah diminum, namun masih belum ada yang bisa menyembuhkan.
Sampai
akhirnya Sang Raja mengutus pengawalnya untuk mengadakan sebuah sayembara, yang berisi : Siapa yang
dapat menyembuhkan penyakit Sang Raja akan diberikan hadiah.
Kabar
sayembara itu terdegar oleh Abu Nawas, ia pun tertarik untuk mengikuti
sayembara itu. Tidak lama kemudian si Abu Nawas memutar otak dan pergi menuju
ke Istana Raja Harun Al Rasyid. Setiba
di istana, Sang Raja terkejut melihat si Abu Nawas datang untuk mengobati
dirinya.
Sang Raja : "Abu
Nawas , setahuku engkau bukan lah seorang tabib, tapi mengapa engkau mengikuti
sayembara ini?
Abu Nawas : "Tuan
Raja janganlah lihat penampilanku saja, begini-begini aku juga bisa obati orang
sakit.
Sang Raja : "Benarkah? Berarti engkau bisa sembuhkan penyakitku
juga.
Abu Nawas : "Oh,
tentu saja bisa tuan Raja. Sebenarnya apa penyakit Raja?
Sang Raja : "Aku
juga tidak tahu, tetapi seluruh tubuh dan badanku terasa sakit semua, keluh
sang Raja
Abu Nawas : "Ha
ha ha ha...Abu Nawas malah tertawa.
Sang Raja : "Hei
apanya yang lucu, kata sang raja.
Abu Nawas : "Tidak
tuan, kalo penyakit itu gampang sekali obatnya.
Sang Raja : "Benarkah,
kaget sang raja. Apa nama obatnya dan dimana aku bisa mendapatkannya.
Abu Nawas : "Obat
itu adalah telur Unta, dan anda bisa mendapatkannya dikota Baghdad ini.
Mendengar
kata-kata Abu Nawas, sang Raja merasa bersemangat dan ingin mendapatkan telur
Unta itu.
Sang Raja : "Hei
Abu Nawas, awas kalo kamu sampai berbohong. akan kuhukum kamu kata sang Raja.
Abu Nawas : "Cari
dulu telur Unta itu, jangan asal hukum saja" kata Abu Nawas.
Keesokan
harinya sang Raja berangkat dengan pengawalnya, Ia menyamar menjadi rakyat
biasa karena tidak ingin diketauhi kalau dia seorang Raja. Raja pergi ke
pasar-pasar disekitar Baghdad, tetapi belum menemukan telur Unta.
Raja tidak
mau menyerah dan mencarinya kerumah-rumah warga tetapi dia belum menemukan
juga. Semangat Raja Harun Al Rasyid sangat kuat sekali, ia tidak peduli jarak
yang telah ditempuhnya. Hingga akhirnya tiba di sebuah hutan.
Raja terus
berjalan tanpa hiraukan pengawalnya yang sudah kelelahan, ia tetap berpikir
dimana telur itu berada. Di dalam hati sambil menggerutu : "Awas kau Abu
Nawas, kalau aku tidak menemukan telur itu akan kuhukum kau!" gerutu raja.
Para penggawal
menyarankan agar kembali saja ke istana, karena “telur unta” sebenarnya memang
tak ada, meski dicari sampai ke ujung dunia.
Raja Harun Al
Rasyid mempertimbangkan saran sang pengawal, dan bersiap keluar hutan lalu
pulang ke istana. Namun beberapa saat kemudian ia melihat seorang kakek yang
sedang membawa ranting. "Tunggu pengawal, kita coba tanya pada kakek
itu" kata Sang Raja.
Sang Raja
Harun Al Rasyid menhampiri seorang kakek yang membawa ranting itu, melihat
kondisi si kakek yang udah tua ia sangat kasihan, maka ia pun menawarkan jasa
untuk membawa kayu-kayu itu, hingga sampai ke rumah kakek.
Sang kakek
berterimakasih kepada Raja Harun Al Rasyid yang ia tidak menyangka bahwa ia
adalah seorang raja. "Terima kasih cung, semoga Allah membalas kebaikan
cucung"
"Sama-sama
kek" kata Sang Raja yang dipanggil cucung itu.
"Oh iya
kek, saya mau bertanya, apakah kakek punya telur Unta" tanya Sang Raja
pada si kakek
"Telur
Unta?" si kakek pun berfikir
sejenak.
"Hahahahaha..."
tawa si kakek. Raja Harun Al Rasyid pun
heran dan bertanya apda sang kakek.
"Apa
saya salah tanya kek" tanya raja keheranan. "Bisa kakek
jelaskan?"
"Cung..........,
didunia ini mana ada telur Unta, setiap hewan yang bertelinga itu melahirkan
bukan bertelur, jadi mana ada telur Unta.
Mendengar
penjelasan sang kakek membuat sang raja dan pengawalnya tersentak kaget. "Benar
juga mana ada telur unta, unta kan binatang melahirkan bukan bertelur"
"Awas
kau Abu Nawas" gumam Sang Raja.
Sesampainya
di istana, esok harinya Sang Raja dengan kesalnya menunggu Abu Nawas yang telah
mengerjainya, mondar-mandir kesana-kemari sambil komat-kamit. "Awas kau
Abu Nawas! awas kau Abu Nawas!'
Beberapa saat
kemudian si Abu Nawas datang ke Istana. Ia memberi senyum jenakanya kepada
raja,
Raja Harun Al
Rasyid langsung memarahinya "Hai Kau Abu Nawas, beraninya kau mengerjai
ku, aku tidak bisa terima ini. Dengan kesepakatan kita bahwa Aku akan
menghukummu karena kamu telah membohongi aku, mana ada telur unta sedangkan
unta itu kan hewan yang melahirkan.
"Anda
benar Tuan Raja, kata Abu Nawas membenarkan pernyataan sang raja, telur unta
itu sebenarnya tidak ada, unta hewan yang melahirkan dan bukan bertelur.
"Lantas,
mengapa kau menyuruhku untuk mencari telur itu?" sanggah Sang Raja. "Pokoknya sekarang kamu dihukum"
"Tunggu
dulu Tuan Raja, sebelum saya dihukum, saya ingin bertanya"
"Tanya
apa" kata Sang Raja
"Bagaimana
kondisi tubuh Tuan Raja hari ini? tanya si Abu Nawas.
"Kondisi
badanku, aku merasa tubuhku tidak pegal dan sakit seperti kemaren, Sang Raja pun
terdiam sejenak, lalu berkata: "Abu Nawas, aku sudah sembuh, penyakitku
hilang, penyakitku hilang Abu Nawas." raja sangat gembira.
"Aku
tahu, perjalananku yang amat jauh kemaren telah membuat tubuhku yang tadinya
jarang bergerak menjadi bergerak dan itu membuat aliran darahku yang beku
menjadi lancar kembali" itu penyebabnya, terima kasih Abu Nawas" kata
Sang Raja
"Benar tuan, Kata
Abu Nawas, tubuh yang tidak dibiasakan bergerak akan membuat darah membeku dan
menjadi penyakit, maka dari itu raja rajin-rajinlah bergerak"
"Abu
Nawas maafkan aku telah memarahimu, aku tidak akan menghukummu tapi aku akan
berikan hadiah karena telah memberiku saran yang luar biasa.
"Terima
kasih tuan raja" jawab Abu Nawas.
Dari cerita
Abu Nawas diatas banyak makna dan pembelajaran yang kita peroleh. Membiasakan
bermalas-malasan mendatangkan berbagai macam penyakit. Untuk cerita lucu Abu
Nawas lain nya bisa anda baca dibawah ini:
sumber tulisan:
http://ngalesser.blogspot.com/
ARTIKEL TERKAIT: