http://harunarcom.blogspot.com/

Gadis "Cabe-cabean" Makin Marak Di Jakarta



Gadis "Cabe-cabean" Makin Marak Di Jakarta

Kiprah perempuan “cabe-cabean” kini makin marak di kota besar di Jakarta, keberadaannya makin terang-terangan dalam operasinya menggaet pria hidung belang. Dari segi jumlah tempat menjajakan dan jumlah orangnya pun cepat bertambah banyak, bagai jamur di musim hujan.

Sedikitnya ada tiga titik tempat nongkrong gadis belia "cabe-cabean" yang menjual jasanya di kawasan Jakarta Selatan. Gadis "cabe-cabean" di kawasan Kemang, misalnya, umumnya tampil modis dan selektif memilih pelanggan.

Dari penelusuran Warta Kota, tempat mangkal perempuan "cabe-cabean" itu antara lain di simpang Fatmawati, Taman Ayodya, dan kawasan Kemang, tepatnya di Jalan Raya Ampera, Mampang.

Lokasi "cabe-cabean" di kawasan Kemang, tepatnya di Jalan Raya Ampera, Mampang, ini, "cabe-cabean" tampil modis dan biasa menghabiskan waktu di depan tempat hiburan malam yang ada di kawasan tersebut.

Sementara itu, di simpang Fatmawati, persisnya di depan Rumah Sakit Umum (RSUP) Fatmawati, Jalan Raya Fatmawati, Cilandak, "cabe-cabean" yang rata-rata berusia 14 hingga 16 tahun ini beroperasi mulai pukul 21.00 sampai pukul 02.00 dini hari, setiap hari.
Tarif harga, para "cabe-cabean" di sini mulai Rp 400.000 hingga Rp 1,5 juta semalam.

Sedangkan lokasi "cabe-cabean" di Taman Ayodya, Blok M, Kebayoran Baru. agak berbeda. Mereka terlihat tertutup dan bercampur dengan para pengunjung taman lainnya. Mereka beroperasi malam hari, antara pukul 22.00 hingga 02.00, khususnya pada malam libur. Sebagian "cabe-cabean" ini mengaku berasal dari Subang, Sumedang, dan Indramayu, Jawa Barat. Beberapa di antara mereka memasang tarif Rp 500.000 hingga Rp 1 juta per malam.

Kasie Rehabilitasi Sudin Sosial Jaksel Miftahul Huda membenarkan beberapa lokasi tempat mangkal para "cabe-cabean" itu. Menurutnya, keberadaan mereka adalah salah satu bentuk bisnis prostitusi baru di wilayah Jakarta Selatan.

"PSK (pekerja seks komersial) bermotor ataupun di lokasi karaoke hotel sudah ada di wilayah Melawai, Blok M, Kebayoran Baru. Nah, bisnis "cabe-cabean" ini yang mulai muncul di Jaksel. Kita sudah mencoba menertibkan mereka dan berhasil menangkap beberapa, tapi beberapa hari kemudian akan muncul lagi," ujarnya.

Pihaknya mengimbau masyarakat untuk bekerja sama dan bersedia melapor ke Sudin Sosial Jaksel apabila mengetahui keberadaan "cabe-cabean" tersebut. Miftahul mengaku miris melihat beberapa perempuan muda sudah terjun dalam bisnis haram tersebut.

Untuk menanggulangi permasalahan gadis “cabe-cabean” ini tentu membutuhkan berbagai unsur berperan aktif dalam upaya menyadarkan dan meminimalkan pertumbuhannya, diantara dari unsur: orangtua, keluarga, pemuka agama, pemuka masyarakat, aparat, dan aparat pemerintah.

Kasihan sekali, usia merekapun rata-rata masih terlalu muda antara 14 – 16 tahun, padahal anak seusia itu harusnya masih duduk di bangku sekolah atau kuliah.

Sumber bacaan : (dwi) http://wartakota.tribunnews.com/

ARTIKEL TERKAIT: